Minggu, 12 Oktober 2014

Sejarah, Prospek dan Tantangan Akuntansi Islam

AKUNTANSI SYARIAH
“ Sejarah, Prospek dan Tantangan Akuntansi Islam “
Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah Akuntansi Syariah
Dosen :
Dwi Nur’aini Ihsan, SE.,MM.


Disusun oleh:
Lolita YuliartyPasaribu(1112046100127)
Perbankan Syariah 4 C


FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2014
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT. Yang telah memberikan pertolongan dan petunjuk-Nya sehingga tugas makalah Akuntansi Syariah yang berjudul “Sejarah, Prospek dan Tantangan Akuntansi Islam”  dapat diselesaikan dengan baik dan tepat pada waktunya.
            Shalawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada nabi besar Muhammd SAW.
            Ucapan terima kasih juga tidak lupa penulis sampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu  dalam proses pembuatan makalah ini, walaupun penulis menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan yang harus diperbaiki, untuk itu penulis membutuhkan kritik dan saran dari pembaca agar makalah ini dapat bermanfaat dikemudin hari.
Semoga makalah ini dapat memberikan tambahan pengetahuan dan bahan untuk mengkaji lebih lanjut “Sejarah, Prospek dan Tantangan Akuntansi Islam” dalam kehidupan kita sehari-hari.





Ciputat, 15 Maret 2014


Penulis


DAFTAR ISI

Kata Pengantar .............................................................................................................ii
Daftar Isi .......................................................................................................................iii

BAB I Pendahuluan
1.1 Latar Belakang .........................................................................................................1
1.2 Tujuan .......................................................................................................................2
1.3 Batasan Masalah  ......................................................................................................2
1.4 Rumusan Masalah .....................................................................................................2
1.5 Metode Penulisan  .....................................................................................................2
1.6 Sistematika Penulisan  .............................................................................................. 3

BAB II Pembahasan
2.1 Sejarah Akuntansi Islam.............................................................................................4
2.1.1 Zaman Awal Perkembangan Islam .............................................................4
2.1.2 Zaman Empat Khalifah ...............................................................................5                 
2.2 Pengertian Akuntansi Islam .......................................................................................8
2.3 Prinsip Akuntansi Islam .............................................................................................8
2.4 Prospek dan Tantangan Akuntansi Islam ...................................................................8

BAB III Penutup
3.1 Kesimpulan .............................................................................................................. 11
3.2 Saran .........................................................................................................................12

Daftar Pustaka ................................................................................................................ 13 




BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
Akuntansi merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bisnis atau ekonomi khususnya, dan kehidupan manusia pada umumnya.Kehidupan manusia pada umumnya ini dapat kita lihat dalam kehidupan sehari-hari yaitu ketika seorang pemilik warung mencatat pembelian barang dagangannya, mencatat siapa saja yang berhutang di warungnya, memisahkan kotak antarauang yang masuk dari hasil penjualan dengan kotak uang yang dialokasikan untuk belanja kebutuhan barang dagangan dan kebutuhan operasional di warungnya. Kegiatan cata-mencatat sepetrti ini disebut kegiatan akuntansi. Seperti yang telah kita ketahui bahwa akuntansi ini di pelopori oleh Lucas Pacioli. Tapi sebenarnya , kegiatan akuntansi ini telah ada sejak diturunkannya AL-Qur’an pada tahun 610 M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari Lucas Pacioli yang menerbitkan buku sebagai dasar akuntansi pada tahun 1494 M. Maka dapat dikatakan bahwa akuntansi modern yang kita tahu saat ini merupakan modifikasi dari akuntansi yang telah di ajarkan oleh Raullullah SAW sejak diturunkannya AL-Qur’an. Akuntansi yang telah di ajarkan oleh Rasullullah SAW ini dapat kita sebut sebagai akuntansi Islam. Akuntansi Islam era masa kejayaan Islam ini menunjukkan betapa lengkapnya cakupan bidang yang dilaporkannya sehingga aspek sosial, hukum, etika juga sudah termasuk didalamnya. Untuk mengembalikan  akuntansi Islam seperti era masa kejayaan Islam maka ada banyak tantangan yang harus dilalui umat islam mengingat bahwa masyarakat telah terdoktrin oleh akuntansi modern saat ini.



1.2  Tujuan
Salah satu tujuan penulis dari pembuatan makalah ini yaitu sebagai syarat untuk memenuhi tugas kuliah khususnya pada pembelajaran Akuntansi Syariah pada semester 4 ini. Namun selain itu tujuan dibentuknya makalah ini yaitu sebagai bahan pembelajaran penulis agar dapat mengetahui penjelasan lebih lanjut mengenai sejarah , prospek dan tantangan akuntansi Islam.

1.3  Batasan Masalah
Pada makalah yang penulis buat, penulis membataskan ruang lingkup masalah hanya membahas mengenai sejarah , prospek dan tantangan akuntansi Islam.

1.4  Rumusan Masalah
2.1. Sejarah Akuntansi Islam
2.2. Pengertian Akuntansi Islam
2.3 Prinsip Akuntansi Islam
2.4 Prospek dan Tantangan Akuntansi Islam

1.5  Metode Penulisan

Metodologi yang di terapkan dalam menyusun makalah ini yaitu :
1.       Metode Pustaka
Yaitu metode yang dilakukan dengan mempelajari dan mengumpulkan data dari pustaka yang berhubungan dengan alat, baik berupa buku maupun informasi di internet.




1.6  Sistematika Penulisan

Makalah ini terbagi dalam 3 (tiga) bab, uraian singkat mengenai masing-masing bab adalah sebagai berikut :

Bab I Pendahuluan
Dalam bab ini dibahas mengenai latar belakang pembuatan Makalah, tujuan yang diharapkan untuk mengatasi permasalahan, permasalahan yang dihadapi, metode penulisan dan sistematika penulisan.

Bab II Pembahasan Masalah
Berisikan uraian tentang analisa masalah yang berdasarkan pada teori–teori yang ada pada pembahasan Makalah ini.

Bab III Kesimpulan dan Saran
Berisikan kesimpulan mengenai apa saja yang telah di hasilkan dan saran-saran mengenai sesuatu yang belum terdapat pada makalah ini.









BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah Akuntansi Islam
Sejarah akuntansi syariah telah ada sejak diturunkannya AL-Qur’an pada tahun 610 M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari Lucas Pacioli yang menerbitkan buku sebagai dasar akuntansi pada tahun 1494 M.[1] Dalam buku tersebut, beliau menerangkan mengenai double entry book keeping sebagai dasar perhitungan akuntansi modern, bahkan juga hampir seluruh kegiatan rutin akuntansi yang kita kenal saat ini sepertipenggunaan jurnal, buku besar (Ledger) dan memorandum. Pada penjelasan mengenai buku besar telah termasuk mengenai aset, utang, modal, pendapatan dan beban. Ia juga telah menjelaskan mengenai ayat jurnal penutup (closing entries ) dan menggunakan neraca saldo (trial balance)  untuk mengetahui saldo buku besar (ledger). Penjelasan ini memberikan dasar yang memadai untuk akuntansi, etika dan juga akuntansi biaya.[2]
2.1.1 Zaman Awal Perkembangan Islam
Setelah munculnya islam di semenanjung arab di bawah pimpinan Rasulullah Saw dan terbentuknya Daulah Islamiah di Madinah yang telah memiliki Baitul Mal, yaitu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai bendahara negara dan penjamin kesejahteraan sosial. Lembaga keuangan  tersebut telah menerapkan sistem akuntansi keuangan atau pencatatan keuangan yang disebut kitabat alamwal (pencatatan utang). Rasulullah Saaw telah mendidik secara khusus beberapa sahabat untuk menangani profesi akuntan dengan sebutan hafazharatul amwal / pengawas keuangan.

2.1.2 Zaman Empat Khalifah
Sepeninggal Rasulullah Saw.  Kemudian dilanjutkan oleh para khulafaur Rasyidin  dengan membuat undang undang akuntansi yang diterapkan untuk perseorangan, perikatan (syarikah)  atau perusahaan, akuntansi wakaf, hak-hak pelarangan penggunaan harta (hijr) , dan anggaran negara. Di Zaman Umar bin Khatab perkembangan pemerintahan Islam sampai Timur Tengah, Afrika dan Asia sehingga mengakibatkan terjadinya peningkatan penerimaan dan pengeluaran negara. Para sahabat merekomendasikan perlunya pencatatan untuk pertanggungjawaban penerimaan dan pengeluaran negara sehingga pada saat itu pemerintahan Umar bin Khatab mendirikan suatu lembaga yang disebut dengan  Diwan.
Pada zaman Umar bin Abdul Aziz (681-720 M ) dikembangkan reliabilitas laporan keuangan pemerintah dengan kewajiban mengeluarkan bukti penerimaan uang.  Al Waleed bin Abdul Malik  (705 – 715 M ) mengenalkan catatan dan register yang terjilid dan tidak terpisah.  Evolusi perkembangan pengelolaan buku akuntansi mencapai tingkat tertinggi di zaman pemerintahan Daulah Abbasiah yang akuntansi diklasifikasikan atas beberapa spesialisasi, seperti akuntansi perternakan, akuntansi pertanian,  akuntansi bendahara, akuntansi konstruksi, akuntansi mata uang, dan pemeriksaan buku atau auditing. [3]
Sistem pembukuan menggunakan model buku besar, yang meliputi sebagai berikut :
1.      jaridah al-kharaj (menyerupai receivable subsidiary ladger ) yang menunjukkan utang individu atas zakat tanah, hasil pertanian, utang hewan ternak, dan cicilan. Utang individu dicatat dalam satu kolom dan cicilan pembayaran di kolom lain.
2.      Jaridah annafakat (jurnal pengeluaran) , Al-Jaridah ini dibawah Diwan Annafakat (Departemen pengeluaran), dan telah dilakukkan pengurtan berdasarkan alfabetis serta didukung oleh bukti yang relevan. [4]
3.      Jaridah al mal ( jurnal dana )
4.      Mencatat penerimaan dan pengeluaran zakat
5.      Jaridah al musadareen
6.      Mencatat penerimaan denda / sita dari individu yang tidak sesuai syariah, termasuk korupsi.

Laporan akuntansi berupa sebagai berikut :
1.      al-khitmah, menunjukkan total pendapatan dan pengeluaran yang dibuat setiap bulan.
2.      Al-Khitmah al jame’ah , laporan keuangan komprehensip berupa gabungan antara income statement dan  balance sheet  ( pendapatan, pengeluaran, surplus/defisit, belanja untu aset lancar maupun aset tetap) dilaporkan akhir tahun.

Dalam perhitungan dan penerimaan zakat. Utang zakat diklasifikasikan menjadi tiga kategori dalam laporan keuangan , yaitu :
a.       collectable debts
b.      doubtful debts,  dan
c.       uncollectable debts
karena begitu pentingnya akuntansi ini, Allah SWT mencantumkan dalam Alquran  yang merupakan ayat terpanjang dalam surat Albaqarah, ayat 282, menejelaskan fungsi-fungsi pencatatan (kitabah) dalam ber-muamalah (bertransaksi), penunjukkan seorang pencatat beserta saksinya, dasar-dasarnya dan manfaat-manfaatnya.[5]

2.2 Pengertian Akuntansi Islam
Dalam buku A steatment of Basic Accounting Theory dinyatakan akuntansi adalah “proses mengidentifikasi mengukur, dan menyampaikan informasi ekonomi sebagai bahan informasi dalam hal pertimbangan dalam mengambil kesimpulan oleh para pemakainya “. [6]
       Definisi bebas akuntansi adalah identifikasi transaksi yang kemudian diikuti dengan kegiatan pencatatan, penggolongan, serta pengikhtisaran transaksi tersebut sehingga menghasilkan laporan keuangan yang dapat digunakan untuk pengambilan keputusan. Definisi syariah adalah aturan yang telah ditetapkan oleh ALLAH SWT untuh dipatuhi oleh manusia dalam dalam menjalani segala aktivitas hidupnya di dunia. Jadi, akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan ALLAH SWT.[7]
            Jadi, Akuntansi Islam atau Akuntansi Syariah pada hakekatnya adalah penggunaan akuntansi dalam menjalankan syariat islam. [8]



2.3 Prinsip Akuntansi Islam
       Menurut Muhammad, Nilai pertanggungjawaban, keadilan, dan kebenaran selalu melekat dalam sistem akuntansi syariah. Ketiga nilai tersebut tentu saja telah menjadi prinsip dasar yang universal dalam operasional akuntansi syariah. [9]
       Prinsip yang paling utama yang menjadi pegangan dalam sistem akuntansi islami adalah prinsip pertanggung jawaban atau akuntabilitas, keadilan, transparan dan kejujuran (amanah). Sistem akuntansi merupakan internal perusahaan jika tidak dilandasi oleh kejujuran dan transparasi maka di sana akan terjadi rekayasa dan kecurangan dan jika tidak dilandasi oleh prinsip keadailan maka disana dengan mudah terjadi penzaliman terhadap hak-hak peserta.[10]

2.4 Prospek  dan Tantangan Akuntansi Islam
Akuntansi adalah suatu kejadian yang tidak hanya statis. Akuntansi mengikuti pola evolusi masyarakat.  Sebagaimana yang pernah terjadi, yaitu berkembang dari penyatuan aspek agama menuju pada uapaya pemisahan agama dengan masalah ekonomi, maka akhirnya terjadi perubahan dari agama menuju kepada ekonomi murni, dan akhirnya berkembang lagi  dari ekonomi murni menuju kepada sosial ekonomi[11].  Akuntansi merupakan sesuatu yang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan bisnis atau ekonomi khususnya, dan kehidupan manusia pada umumnya. Seiring dengan perkembangan kegiatan bisnis yang diwarnai oleh dinamika semangat islam dalam berbagai komunitas Muslim di berbagai negara di dunia sejak beberapa dekade belakangan ini, maka akuntansi juga mengalami geliat geliat serupa[12].
Patut di syukuri bahwa di balik berbagai diskusi tentang akuntansi yang cukup marak ini, maka setidaknya PSAK #59 akhirnya dikeluarkan dan mulai secara resmi diberlakukan pada tahun 2003. Standar akuntansi pada hakikatnya adalah sebuah aturan main yang dibangun untuk mencegah penyalahgunanaan wewenang oleh satu kelompok orang atas kelompok yang lain. Dalam akuntansi misalnya, standar disusun agar ada kesejajaran antara pihak manajemen yang menyusun laporan keuangan sebagai media pertanggungjawaban dan pihak eksternal sebagai pembaca dan pengguna informasi.
Sebuah aturan main itu, khususnya standar akuntansi, akan dipatuhi bilamana dipenuhi beberapa persyaratan. Persisnya kepatuhan  (complience) akan ditentukan dua hal , yakni adanya aceptance (penerimaan) dan eforcement ( daya paksa ).[13]
Acceptance akanditentukan lebih jauh oleh lima faktor yakni :
1.      clarity in standar
2.      explicit guidelines
3.      openess in process
4.      clear objective for standars setting body , dan
5.      stakeholders participation
Di sisi lain ,eforcement juga akan efektif bila dipenuhi syarat-syarat :
1.      clarity in standards
2.      explicit guidelines
3.      eforcement mechanism
4.      funding dan power
Secara sederhana dan normatif, pertanyaan akan prospek dan tantangan akuntansi syariah dengan mudah bisa dijawab dengan memperhatikan kerangka diatas. Artinya , prospeknya akan bagus, bilamana persyaratan diatas dapat dipenuhi, sebaliknya tantangan akan berat bilamana makin banyak faktor-faktor tersebut diatas dilanggar.
Maka, dalam situasi ini ummat Islam harus lebih cerdas memainkan perannya terutama dalam menjelaskan berbagai konsep, tata, orde atau sistem nilai yang dimilikinya untuk menjawab berbagai tantangan masyarakat dunia yang semakin lama semakin kompleks. [14]












BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Sejarah akuntansi syariah telah ada sejak diturunkannya AL-Qur’an pada tahun 610 M, yakni 800 tahun lebih dahulu dari Lucas Pacioli yang menerbitkan buku sebagai dasar akuntansi pada tahun 1494 M. Setelah munculnya islam di semenanjung arab di bawah pimpinan Rasulullah Saw dan terbentuknya Daulah Islamiah di Madinah yang telah memiliki Baitul Mal, yaitu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai bendahara negara dan penjamin kesejahteraan sosial.
akuntansi syariah dapat diartikan sebagai proses akuntansi atas transaksi-transaksi yang sesuai dengan aturan yang telah ditetapkan ALLAH SWT.
Prinsip yang paling utama yang menjadi pegangan dalam sistem akuntansi islami adalah prinsip pertanggung jawaban atau akuntabilitas, keadilan, transparan dan kejujuran (amanah).
Secara sederhana dan normatif, pertanyaan akan prospek dan tantangan akuntansi syariah dengan mudah bisa dijawab dengan memperhatikan kerangka kepatuhan  (complience) yang ditentukan dua hal , yakni adanya aceptance (penerimaan) dan eforcement ( daya paksa ). Artinya , prospeknya akan bagus, bilamana persyaratan diatas dapat dipenuhi, sebaliknya tantangan akan berat bilamana makin banyak faktor-faktor tersebut diatas dilanggar.
Maka, dalam situasi ini ummat Islam harus lebih cerdas memainkan perannya terutama dalam menjelaskan berbagai konsep, tata, orde atau sistem nilai yang dimilikinya untuk menjawab berbagai tantangan masyarakat dunia yang semakin lama semakin kompleks

3.2 Saran
                 Dalam pembuatan makalah ini penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, diharapkan kritik dan saran untuk lebih baik lagi kedepannya.
























DAFTAR PUSTAKA

Amrin, Abdullah.2009. Bisnis, Ekonomi, Asuransi, dan Akuntansi Keuangan Syariah.Jakarta: Grasindo.
Harahap, sofyan.2003.Akuntansi Sosial Ekonomi dan Akuntansi Sosial. Jurnal Media Riset Akuntansi, Auditing dan Informasi.vol.3
Muhammad.2002.Pengantar Akuntansi Syariah, Jakarta : Salemba Empat.
M.Akhyar, Adnan. 2005.Akuntansi Syariah :Arah, Prospek dan Tantangan.Yogyakarta : UII Perss.
Nurhayati , Sri  dan Wasilah.2014.Akuntansi Syariah di Indonesia,.Jakarta :Salemba Empat.





[1] Abdullah Amrin, Bisnis, Ekonomi, Asuransi, dan Akuntansi Keuangan Syariah, Jakarta: Grasindo, 2009, hal.01.
[2]Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta :Salemba Empat, 2014, hal. 81.
[3]Abdullah Amrin, Bisnis, Ekonomi, Asuransi, dan Akuntansi Keuangan Syariah, Jakarta: Grasindo, 2009, hal. 01-02.

[4]Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta :Salemba Empat, 2014, hal. 89.

[5]Abdullah Amrin, Bisnis, Ekonomi, Asuransi, dan Akuntansi Keuangan Syariah, Jakarta: Grasindo, 2009, hal. 02-03.
[6]Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, Jakarta : Salemba Empat , 2002, hal.10.
[7]Sri Nurhayati dan Wasilah, Akuntansi Syariah di Indonesia, Jakarta :Salemba Empat, 2014, hal. 2.

[8]Sofyan S. Harahap, Akuntansi Sosial Ekonomi dan Akuntansi Islam, Jakarta :Fakultas  Universitas Trisakti , 2003, hal.64.
[9]Muhammad, Pengantar Akuntansi Syariah, Jakarta : Salemba Empat , 2002, hal.11.
[10]Abdullah Amrin, Bisnis, Ekonomi, Asuransi, dan Akuntansi Keuangan Syariah, Jakarta: Grasindo, 2009, hal. 07.
[11]Adnan.M.Akhyar, Akuntansi Syariah :Arah, Prospek dan Tantangan, Yogyakarta : UII Perss, 2005, hal.65
[12]Adnan.M.Akhyar, Akuntansi Syariah :Arah, Prospek dan Tantangan, Yogyakarta : UII Perss, 2005, hal.77

[13]Adanan M.Akhyar.Op.Cit.hal.79-80.
[14]Sofyan S. Harahap, Akuntansi Sosial Ekonomi dan Akuntansi Islam, Jakarta :Fakultas  Universitas Trisakti , 2003, hal.64.

Tidak ada komentar: