UJI
ASUMSI KLASIK (OLS/Ordinary Least Square)
Dalam regresi linear berganda diperlukan uji
persyaratan yang ketat. Model regresi linear berganda dapat disebut sebagai
model yang baik jika model tersebut memenuhi kriteria BLUE (Best Linear Unbiased Estimator).
Kriteria BLUE tersebut dapat dicapai bila memenuhi uji asumsi klasik. Setelah
persamaan regresi linear berganda terbentuk. perlu dilakukan beberapa uji
asumsi klasik (uji asumsi ordinary least
square). yaitu uji
normalitas. uji autokorelasi. uji
heteroskedastisitas. dan uji multikolinearitas.
Data:
Kasus tingkat profitabilitas Bank Rakyat Syariah
Periode Januari 2012 sampai November 2013.
Periode
|
Y
|
X1
|
X2
|
X3
|
X4
|
2012-1
|
27.8
|
397.5
|
42.2
|
50.7
|
78.3
|
2012-2
|
29.9
|
413.3
|
38.1
|
52
|
79.2
|
2012-3
|
29.8
|
439.2
|
40.3
|
54
|
79.2
|
2012-4
|
30.8
|
459.7
|
39.5
|
55.3
|
79.2
|
2012-5
|
31.2
|
492.9
|
37.3
|
54.7
|
77.4
|
2012-6
|
33.3
|
528.6
|
38.1
|
63.7
|
80.2
|
2012-7
|
35.6
|
560.3
|
39.3
|
69.8
|
80.4
|
2012-8
|
36.4
|
624.6
|
37.8
|
65.9
|
83.9
|
2012-9
|
36.7
|
666.4
|
38.4
|
64.5
|
85.5
|
2012-10
|
38.4
|
717.8
|
40.1
|
70
|
93.7
|
2012-11
|
40.4
|
768.2
|
38.6
|
73.2
|
106.1
|
2012-12
|
40.3
|
843.3
|
39.8
|
67.8
|
104.8
|
2013-1
|
41.8
|
911.6
|
39.7
|
79.1
|
114
|
2013-2
|
40.4
|
931.1
|
52.1
|
95.4
|
124.1
|
2013-3
|
40.7
|
1021.5
|
48.9
|
94.2
|
127.6
|
2013-4
|
40.1
|
1165.9
|
58.3
|
123.5
|
142.9
|
2013-5
|
42.7
|
1349.6
|
57.9
|
129.9
|
143.6
|
2013-6
|
44.1
|
1449.4
|
56.5
|
117.6
|
139.2
|
2013-7
|
46.7
|
1575.5
|
63.7
|
130.9
|
165.5
|
2013-8
|
50.6
|
1759.1
|
61.6
|
129.8
|
203.3
|
2013-9
|
50.1
|
1994.2
|
58.9
|
128
|
219.6
|
2013-10
|
51.7
|
2258.1
|
66.4
|
141
|
221.6
|
2013-11
|
52.9
|
2478.7
|
70.4
|
168.2
|
232.6
|
Y =
tingkat profitabilitas
X1 = pendapatan
operasional
X2 =
beban operasional
X3 =
total pembiayaan
X4 = total DPK
Maka. dengan data di atas dapat diestimasi persamaan
tingkat profitabilitas yaitu:
Y = b1 + b2X2
+ b3X3 + b4X4 + e
1. Uji
Normalitas
Untuk menentukan suatu model berdistribusi
normal atau tidak. cara yang sering digunakan adalah dengan melihat histogram
residual apakah berbentuk “lonceng” atau tidak. Cara lainnya yaitu dengan
menggunakan rasio skewness dan rasio kurtosis.
Rasio skewness adalah nilai skewness
dibagi dengan standar error skewness. Sedangkan rasio kurtosis adalah nilai
kurtosis dibagi dengan standar error kurtosis. Bila rasio skewness dan rassio
kurtosis berada di antara -2 hingga +2. maka distribusi data adalah normal.
Langkah dalam SPSS:
Analyze
→ Regression → Linear
Masukkan variabel Y ke kotak Dependent
dan variabel X1, X2, X3, dan X4 ke kotak Independent(s).
Lalu klik Save
√ Unstandardized
pada Residuals, lalu klik Continue,
OK.
Akan menghasilkan variabel baru yaitu
Unstandardized Residual.
Kemudian, Analyze → Descriptive Statistics → Descriptives
Masukkan variabel Unstandardized Residual, lalu klik Option
√ Kurtosis
√ Skewness
Continue, OK
Cara mengatasi data yang tidak normal:
a.
Menambah jumlah data.
b.
Melakukan transformasi
data menjadi Log atau LN atu bentuk lainnya.
c.
Menghilangkan data yang
dianggap sebagai penyebab data tidak normal.
d.
Dibiarkan saja tetapi
kita harus menggunakan alat analisis yang lain.
2. Uji
Autokorelasi
Autokorelasi merupakan korelasi antara
anggota observasi yang disusun menurut urutan waktu dan urutan tempat, atau
korelasi yang muncul pada dirinya sendiri.
Ada beberapa cara digunakan untuk
mendeteksi ada tidaknya autokorelasi. Salah satunya Uji Durbin-Watson (DW
Test), dengan ketentuan:
a.
Terjadi
autokorelasi positif, jika nila DW di bawah -2
(DW < -2)
b.
Tidak terjadi
autokorelasi jika nilai DW berada di antara -2 dan +2 atau -2 < DW <
2
c.
Terjadi
autokorelasi negatif jika nilai DW di atas 2 (DW > 2)
Langkah dalam SPSS:
……
Pilih Statistics
√ Durbin-Watson
Continue, Ok
Cara mengatasi autokorelasi:
a.
Melihat informasi
sejenis yang ada (dapat bersumber dari hasil penelitian lainnya) untuk dibuat
model barunya.
b.
Mengeluarkan
variabel bebas yang kolinier dari model
c.
Menambah data.
d.
Mentransformasi
data misalnya dala bentuk ratio.
3. Uji
Multikolinearitas
Multikolinearitas adalah kondisi dimana antara variabel bebas yang satu memiliki
hubungan linear dengan variabel bebas yang lain.
Hal tersebut akan menyebabkan terjadinya varian koefisien korelasi regresi
menjadi lebih besar sehingga akan sulit
menentukan estimasi yang tepat. Akibat lain yang mungkin terjadi adalah
banyaknya variabel yang tidak signifikan tetapi koefisien determinasi (r2/r
square) tetap tinggi.
Ada berbagai cara untuk menentukan
apakah model memiliki gejala multikolinearitas. Salah satunya dengan Uji VIF (Variance Inflation Factor). Jika VIF
< 5 dan Tolerance mendekati 1, maka tidak terjadi multikolinearitas antar
variabel bebas.
Langkah dalam SPSS:
…….
Pilih Statistics
√ Collinearity
Diagnostics
Continue, Ok
Cara mengatasi multikolinearitas:
a. Memperbesar
ukuran sampel.
b.
Memasukan persamaan
tambahan ke dalam model.
c.
Menghubungkan data
cross section dan data time series.
4. Uji
Heteroskedastisitas
Dalam persamaan regresi berganda juga perlu diuji
mengenai sama atau tidaknya varians dari residual observasi yang satu dengan
observasi yang lain. Jika
varian tidak konstan atau berubah-ubah maka disebut heteroskedastis, jika sama maka disebut homoskedastis.
Ada
berbagai metode untuk menentukan apakah model terbebas dari masalah
heteroskedastisitas atau tidak. Salah satunya dengan Uji Glejser.
Uji
Glejser secara umum dinotasikan sebagai berikut.
|e|
= b1 + b2X2 + v
Di
mana:
|e| : Nilai absolut dari residual yang dihasilkan
dari model regresi
X2 : Variabel penjelas
Jika
variabel penjelas secara statistik signifikan mempengaruhi residual maka dapat
dipastikan model memiliki masalah heteroskedastisitas.
Langkah
dalam SPSS:
……….
Transform → Compute
Variable
Pada
kotak Target Variable ketik abresid
Pada
kotak Function Group pilih All
Pada
kotak Functions and Special Variables
pilih Abs
Lalu
klik pada tombol panah ke atas, dan masukkan variabel Unstandardized Residual
ke dalam kotak Numeric Expression
Ok.
Lalu
Analyze → Regression → Linear
Masukkan
variabel abresid pada kotak Dependent, dan variabel X1, X2, X3, dan X4 ke kotak
Independent(s)
Ok.
Cara
mengatasi heteroskedastisitas:
a. Tambah
jumlah pengamatan.
b. Tranformasikan
data ke bentuk LN atau Log atau bentuk laiannya.
2 komentar:
terimakasih atas infonya
pita pembersih timah solder
Posting Komentar